Total Tayangan Halaman

Senin, 25 September 2017

BERDOA DAN BEKERJA


Sebagai anak-anak Tuhan, kita sudah sangat akrab dengan istilah ora et Labora,
Ada banyak kesaksian hidup yang kita dengarkan ketika seseorang menjalani 
kehidupannya dengan prinsip berdoa dan bekerja ini mengalami suatu kelegaan karena
jerih payahnya menjadi tidak sia-sia tetapi menjadj suatu kepuasan bagi diri sendiri.
 juga menjadi berkat bagi orang lain.

Ada sebuah kota kecil di Pennsylvania, terdapat kata kata berikut di papan tanda sebuah gereja:
“Berdoalah untuk tuaian yang balk, tetapi tetaplah mencangkul.”

Seperti kata-kata Yesus dalam Matins 9. Sebelum menyuruh para pengikutNya untuk berdoa 
bagi para pekerja yang akan dikirim, Ia mengingatkan mereka bahwa tuaian yang baik
 sedang menunggu tetapi pekeija sangat sedikit (ayat 37-3 8).
 
Kadang-kadang kita lupa bahwa Tuhan mungkin menginginkan kita menjadi bagian dan jawaban
atas doa kita. Kita mengharapkan Dia melakukan segala sesuatu, dan kemudian kìta 
duduk diam tidak berbuat apa-apa.

Kita selalu memohon berkat untuk pelayanan di gereja kita tetapi kita juga sering memberi
banyak alasan jika diminta untuk melayani. Kita berdoa bagi orang-orang yang kita kasihi
agar diselamatkan, tetapi tidak pernah bersaksi sedikitpun tentang pengalaman kita bersama 
Tuhan kepada mereka.
Kita dengan tulus berdoa bagi orang-orang dengan kebutuhan keuangan yang serius, 
tetapi kita tidak menggali ke dalam saku kita sendiri dan membaginya kepada mereka 
sekalipun kita mempunyai sarana untuk menolong mereka. Kita memohon kepada Tuhan 
untuk menghìbur dan memberi semangat orang-orang yang kesepian dan sedang berduka,
tetapi kita sendiri tidak pemah mengunjungi mereka atau mengirim catatan yang memberi 
mereka semangat.
 
Ya, Tuhan ingin kita membawa segala permohonan kita kepadaNya, tetapi seringkali
Dia ingin kita menambahkan kaki pada doa-doa kita. Bekerja selalu bergandengan tangan
 dengan berdoa. Di waktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menangis; 
dan Ia mendengar suaraku”
(Mazmur 55:17)

Imanmu kepada Tuhan dibuktikan ketika kau melayani orang-orang yang 
membutuhkan perhatian; Iman menemukan jalan menuju kasih, dan pertolongan 
mewujudkan doa dalam perbuatan.

Berpikirlah Sederhana

Seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam
hatinya dia berkhayal man membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor
rusa. Cara berburunya pun tidak memakai anjing pelacak atau jaring penjerat,
tetapi menunggu dibalik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang human.
Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan bangun
hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau
pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu
berpikir, “Untuk apa merepotkan dirì dengan seekor kelelawar? apakah artinya dia
dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar”
Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil ¡tu sempat berhenti didepannya
bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya, tetapi ia berpikir “Ah, hanya seekor kancil,
nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia.”

Ja pun membiarkannya berlalu. lama sudah ia menunggu, sampai ia tertidur. Baru
setelah hari sudah sore, rusa yang ditimggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan
pemburu, tetapi ia sedang tertidur, Ketika rusa ¡tu hampir menginjaknya, ia kaget.
Spontan ia berteriak, “Rusa...!!!” sehingga rusanya pun kaget dan lan terbirit-birit
sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ¡a pulang tanpa membawa apa-apa.

Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang
diinginkannya. Ia berpikir yang tìnggi-tinggi dan bicaranya pun kadang sulit dipahami.
Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir
bahwa mungkin di dalamnya ia memperoheh sesuatu yang berharga.

Tidak jarang orang-orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirilya tidak
mendapatkan apa-apa. Demikian juga dengan seseorang yang bergumul dengan
pasangan hidup yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang
baik, pintar dan sempurna lahir batin, akhirnya harus puas dengan tidak menemukan
siapa-siapa.

Berpikir sederhana, bukan berarti tanpa pertimbangan logika yang sehat. Kita tentunya
perlu mempunyai harapan dan idealisme supaya tidak asal tabrak. Tetapi hendaknya
kita ingat babwa seringkali Tuhan mengajar manusia dengan perkara-perkara kecil
tenlebih dahulu sebelum mempercayakan perkara besar, dan lagipula tidak ada sesuatu
di dunia yang perfect yang memenuhi semua idealisine kita.

BERSUKACITALAH DALAM TUHAN



Sukacita itu bukan sekedar sebuah anjuran atau ijakan tetapi perintah.
Demikian pula dengan perintah untuk bersukacita. Ada beberapa alasan yang
dapat kita ternukan mengapa Allah menghendaki kita bersukacita.
Sukacita adalah ciri dan seorang yang hidup dalam persekutuan yang indah
dengan Allah. Jadi sukacita kita tidak boleh berhenti hanya sampai di pintu pagar
gereja kala kita pulang kebaktian karena setiap saat kita memiliki persekutuan
dengan Tuhan. Sukacita adalah ciri orang benar. Hidup menurut FirmanNya
adalah hidup dalam kebenaranNya.

Sukacita syarat ibadah dan pujian yang benar, sikap hati harus senantiasa berkenan
kepada Allah. Jadi waktu kita menyanyi, menyanyilah pujian dengan sikap hati
yang benar. Sukacita juga merupakan syarat ucapan syukur yang benar. Alkitab
mengatakan kita harus mengucap syukur senantiasa dalam segala hal. Bagaimana
ucapan syukur kita berkenan dihadapan Tuhan, yaitu kalau kita mengucap syukur
dengari hati hersukacita. Dan dalam ucapan syukur itu ada kuasa.

Sukacita adalah ciri dan seorang yang mengandalkan Tuhan dan
mempercayaiNya. Kalau Tuhan menghendaki kita bersukacita tentu ada alasan,
ada modal atau kemungkinan untuk itu. Allah kita adalah Allah yang besar.
Dukacita karena masalah-masalah adalah bahasa orang yang tidak percaya Tuhan.
(Maz 37:3-4) Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di
negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karemi TUHAN; maka la akan
memberikan kepadamu apa yang diingínkan hatimu,.
Jadi, tetaplah bersukacita.